OPINI & SASTRA

4 Cara Mengenal Calon Kepala Daerah yang Mementingkan Diri Sendiri

×

4 Cara Mengenal Calon Kepala Daerah yang Mementingkan Diri Sendiri

Sebarkan artikel ini
Gambar Ilustrasi. Calon Kepala Daerah yang sedang orasi dengan menyindir atau menyerang calon lain (Johan Sogara/Lintas Sumba)
Gambar Ilustrasi. Calon Kepala Daerah yang sedang orasi dengan menyindir atau menyerang calon lain (Johan Sogara/Lintas Sumba)

LINTAS SUMBA – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 semakin dekat, dan sebagai pemilih, penting bagi kita untuk memilih pemimpin yang benar-benar berdedikasi untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan pribadi.

Salah satu tanda calon kepala daerah yang lebih mementingkan diri sendiri adalah gaya bicara mereka yang sering menyindir atau menyerang calon lain.

Berikut adalah 4 cara untuk mengenali calon kepala daerah seperti ini dan strategi untuk menghindarinya.

1. Gaya Bicara yang Menyerang

Calon kepala daerah yang mementingkan diri sendiri sering kali menggunakan strategi serangan pribadi terhadap pesaingnya.

Mereka mungkin lebih fokus pada kelemahan atau kekurangan calon lain daripada menawarkan solusi konkret untuk masalah yang ada.

Baca Juga:  Kenapa Harus Jane Natalia Suryanto? Simak 3 Hal Penting Ini

Ini adalah tanda bahwa mereka lebih tertarik untuk menjatuhkan lawan daripada membahas program dan visi mereka sendiri.

Contoh: Jika seorang calon sering menyebut kekurangan calon lain dalam pidato atau debat, dan jarang berbicara tentang rencana mereka untuk memajukan daerah, ini bisa menjadi indikator bahwa mereka lebih mementingkan diri sendiri.

Mereka mungkin berusaha untuk mengalihkan perhatian dari kekurangan mereka sendiri dengan membuat lawan terlihat buruk.

2. Kurangnya Fokus pada Program Kerja

Calon yang benar-benar berkomitmen pada pelayanan publik akan fokus pada program kerja dan visi mereka untuk masa depan.

Baca Juga:  Terima Rekomendasi dari Partai Perindo, Ratu Wulla Talu: Puji Tuhan!

Mereka akan menjelaskan bagaimana mereka berencana untuk menyelesaikan masalah-masalah utama dan memperbaiki kondisi masyarakat.

Sebaliknya, calon yang mementingkan diri sendiri sering kali menghindari pembicaraan mendalam tentang program kerja mereka dan lebih memilih untuk berfokus pada retorika negatif.

Contoh: Dalam kampanye, calon yang mementingkan diri sendiri mungkin sering menggunakan kalimat seperti, “Kita tidak bisa mempercayai calon ini karena mereka tidak pernah berhasil melakukan X,” tanpa memberikan solusi konkret atau rencana aksi untuk masalah tersebut.

Ikuti berita terupdate dari Lintas Sumba di Google News dengan KLIK DI SINI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stop Copas!