LINTAS SUMBA – Aktivitas kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa jam terakhir.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat peningkatan jumlah gempa tremor hingga 10 kali hanya dalam enam jam, dari pukul 06.00 hingga 12.00 WITA, pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas ini menandakan adanya pergerakan fluida dan pelepasan gas dari magma yang semakin padat di kedalaman dangkal serta bergerak ke permukaan.
“Hal tersebut dapat memicu potensi erupsi pada Gunung Lewotobi Laki-laki sehingga warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya dalam pernyataan di Jakarta, pada Sabtu, 1 Februari 2025 malam.
Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada di Level III (Siaga) sejak 24 Desember 2024, setelah sebelumnya sempat berada di Level IV (Awas) akibat letusan besar pada 4 November 2024. Letusan tersebut menewaskan sembilan orang, melukai satu warga, dan memaksa lebih dari 13 ribu orang mengungsi.
Petugas pemantau gunung api di Flores Timur sebelumnya juga merekam lonjakan aktivitas kegempaan dari 23 hingga 31 Januari 2025. Selama periode tersebut, tercatat sembilan kali gempa letusan, 201 kali gempa hembusan, 79 kali gempa harmonik, 12 kali gempa low frequency, dua gempa vulkanik dangkal, 32 gempa vulkanik dalam, 14 gempa tektonik lokal, 59 gempa tektonik jauh, serta satu kali getaran banjir.
Badan Geologi pun mengimbau agar masyarakat, wisatawan, maupun pendaki tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan 6 kilometer pada sektor barat daya hingga timur laut.
Warga juga diimbau untuk terus mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) jika terjadi eskalasi lebih lanjut.
Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik ini, pemerintah daerah diharapkan segera menyiapkan langkah antisipasi, termasuk evakuasi jika diperlukan. Masyarakat juga diminta untuk tetap waspada dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak resmi.***