LINTAS SUMBA – Berdasarkan data terbaru, di bulan Juni 2024, tercatat sebanyak 668 anak di Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), terdampak stunting.
Angka ini menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan, mengingat stunting merupakan masalah kesehatan serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk mengatasi hal itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pun terus melakukan Kampanye percepatan Penurunan Stunting.
Giat tersebut tepatnya dilaksanakan di Desa Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar, pada Selasa, 06 Agustus 2024.
Dalam kesempatan itu, Perwakilan BKKBN Provinsi NTT dr. Watik mengungkapkan bahwa stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan yang diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang.
Ia menjelaskan, bahwa BKKBN berfokus pada pencegahan stunting, dengan menyoroti peran penting gizi sejak awal kehidupan anak, yaitu dari Seribu Hari Pada Kehidupan (1000 HPK).
“Ini adalah periode emas di mana pertumbuhan sel-sel otak anak berlangsung sangat pesat. Kesempatan ini hanya terjadi sekali dalam seumur hidup,” jelasnya.
Dampak stunting tidak hanya pada tinggi badan yang lebih rendah dari rata-rata usia mereka, tetapi juga pada perkembangan kognitif yang bisa menghambat potensi masa depan anak.
Karena itu dr. Watik juga menekankan pentingnya pemenuhan gizi yang baik bagi ibu hamil untuk mencegah stunting sejak dini.