LINTAS SUMBA – Masalah stunting masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), yang masuk dalam lima besar daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan data SKI 2023, prevalensi stunting di kabupaten ini mencapai 44,3 persen, jauh dari target provinsi yang berada di angka 24,8 persen.
Merespons situasi tersebut, Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi NTT bersama Mitra Komisi IX DPR RI Ratu Ngadu Wulla Talu (RWT), kembali menggelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, di Desa Taramata, Kecamatan Wewewa Tengah, pada Senin, 05 Agustus 2024.
Acara tersebut dihadiri juga oleh Anggota DPRD Provinsi NTT Dominikus A.R Kaka atau yang lebih dikenal dengan Angga Kaka, perwakilan BKKBN Provinsi NTT dr. Watik, Pj Kepala Desa Taramata Arkadius Lende, dan sejumlah masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Arkadius Lende menyatakan rasa senangnya karena desanya terpilih sebagai lokasi Kampanye Percepatan Penurunan Stunting.
Ia juga mengungkapkan bahwa stunting masih menjadi masalah serius di desanya, dengan 19 anak yang teridentifikasi masuk kategori stunting.
“Kami di desa minggu lalu sudah memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT),” ungkapnya.
Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, dr. Watik, dalam paparannya menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.