LINTAS SUMBA – Di tanah yang merah membara, para pejuang berdiri tegak, menatap masa depan yang penuh harapan. Di dada mereka, cinta pada tanah air mengalir deras, menjadi api yang tak pernah padam.
Setiap langkah mereka adalah sumpah setia yang tak terucapkan, namun tertanam kuat di jiwa mereka. Mereka tahu, bahwa di setiap jengkal tanah yang mereka pijak, ada sejarah yang tertulis dalam darah dan air mata, sebuah harga yang mereka rela bayar demi kemerdekaan.
Tumpah darah menjadi saksi bisu perjuangan mereka, tetesan nyawa yang dikorbankan dengan penuh keikhlasan.
Di medan perang, tubuh-tubuh itu berjuang tanpa ragu, meski peluru-peluru mengoyak daging dan tulang mereka.
Setiap luka adalah lambang cinta dan pengorbanan, sebuah tanda bahwa mereka lebih memilih kebebasan tanah air daripada keselamatan diri sendiri.
Bendera yang berkibar megah di atas kepala mereka menjadi pengingat, bahwa warna merah itu adalah darah mereka, darah yang tumpah demi kebebasan.
Malam-malam yang sunyi di medan perang diisi dengan renungan tentang mereka yang dicintai, yang tertinggal di belakang. Kerinduan tak terucap mengalir dalam hati, namun tak ada tempat untuk lemah di tengah tugas mulia ini.
Mereka tahu bahwa mungkin tak akan kembali, namun tak ada gentar di hati mereka, karena mereka sadar, kemerdekaan ini jauh lebih berharga daripada nyawa mereka sendiri.
Setiap langkah yang mereka ambil adalah demi masa depan yang lebih baik, demi anak-anak yang belum lahir agar bisa hidup dalam damai.