LINTAS SUMBA – Di balik tembok kokoh Negara Kota Vatikan, berdiri sebuah pasukan kecil yang mencuri perhatian dunia: Garda Swiss.
Dengan seragam khas berwarna biru, merah, dan kuning yang tampak seperti pakaian abad pertengahan, Garda Swiss bukan sekadar simbol tradisi, tetapi juga pelindung utama Paus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Pasukan elit ini dibentuk pada 22 Januari 1506 oleh Paus Julius II.
Masa itu, Swiss dikenal memiliki tentara bayaran yang tangguh dan setia. Paus pun meminta 150 tentara Swiss untuk datang ke Roma guna menjadi penjaga pribadi.
Sejak saat itu, mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan keamanan Takhta Suci.
Meski jumlahnya hanya sekitar 135 personel, tugas Garda Swiss sangat vital, yaitu; Melindungi Paus secara langsung, baik di dalam maupun luar Vatikan, Menjaga pintu masuk Vatikan dan mengawasi keamanan wilayah kecil negara tersebut, serta Mengawal tamu negara dan menyelenggarakan upacara resmi.
Mereka juga dilatih dalam taktik militer modern dan menggunakan senjata api, meskipun tetap mempertahankan tombak tradisional yang disebut halberd sebagai bagian dari seragam upacara.
Menjadi anggota Garda Swiss tidak mudah. Calon anggota harus memenuhi syarat ketat, antara lain, warga negara Swiss, beragama Katolik Roma, laki-laki, belum menikah saat pendaftaran, berusia antara 19–30 tahun, telah menyelesaikan pelatihan militer di Angkatan Bersenjata Swiss, dan memiliki reputasi moral yang baik.
Setelah bergabung, mereka biasanya bertugas selama minimal dua tahun dan dapat memperpanjang masa dinas.