LINTAS SUMBA – Jumat Agung merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam liturgi Gereja Katolik, yang menandai penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.
Dalam Gereja Katolik, Jumat Agung merupakan hari yang penuh dengan ritual, refleksi, dan doa, yang mengarah pada perayaan puncak Paskah, yakni kebangkitan Kristus.
Jumat Agung memiliki akar yang dalam dalam tradisi Yahudi, karena Yesus Kristus disalibkan pada hari Jumat menjelang Paskah Yahudi 2000 tahun silam.
Perayaan ini kemudian berkembang dalam Gereja awal sebagai hari untuk merenungkan penderitaan dan kematian Kristus. Seiring waktu, ritual dan tradisi berkembang untuk memperingati peristiwa ini.
Dalam liturgi Jumat Agung, umat Katolik mengikuti serangkaian ritual yang khusus dan berkesan.
Salah satunya adalah Liturgi Jumat Agung, di mana umat berkumpul untuk merayakan Misa Khotbah Jumat Agung dan mengingat penderitaan Kristus.
Selama liturgi ini, dibacakan Kitab Suci yang mengisahkan penangkapan, pengadilan, dan penyaliban Yesus.
Jumat Agung juga merupakan waktu untuk doa dan kontemplasi bagi umat Katolik.
Banyak yang menghadiri Khotbah Jumat Agung di gereja dan berpartisipasi dalam prosesi salib, mengikuti jejak Yesus Kristus.
Selain itu, umat juga dipanggil untuk berpuasa dan berdoa sebagai bentuk persiapan spiritual menuju Paskah.
Jumat Agung memiliki pengaruh yang mendalam dalam iman Katolik. Ini adalah hari yang mengingatkan umat akan pengorbanan Kristus bagi keselamatan manusia.
Melalui penderitaan dan kematian-Nya, Kristus mengalahkan dosa dan kematian, membuka jalan bagi kebangkitan dan keselamatan umat manusia.
Meskipun peristiwa Jumat Agung terjadi ribuan tahun yang lalu, makna dan pesannya tetap relevan dalam kehidupan umat Katolik saat ini.
Tinggalkan Balasan