HUMANIORA

Maestro Drum Band SMA Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula Tutup Usia

×

Maestro Drum Band SMA Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula Tutup Usia

Sebarkan artikel ini
Maestro Drumband SMAK St. Thomas Aquinas Weetebula, Fr. M. Emanuel Niron, BHK. Tutup Usia (Johan Sogara/Lintas Sumba)
Maestro Drumband SMAK St. Thomas Aquinas Weetebula, Fr. M. Emanuel Niron, BHK. Tutup Usia (Johan Sogara/Lintas Sumba)

LINTAS SUMBA – Keluarga besar Yayasan Mardi Wiyata, Kongregasi Bunda Hati Kudus (BHK) dan SMA Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula, sedang berduka atas meninggalnya Fr. M. Emanuel Niron, BHK.

Sosok yang biasa disapa Fr. Eman itu menghembuskan napas terakhirnya, di RS. Karitas Weetebula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 24 Januari 2024.

Diketahui, Fr. Eman telah mengabdi di SMA Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula dengan waktu yang cukup lama.

Selain pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah, dirinya dikenal sebagai seorang guru bahasa inggris yang sangat baik serta memiliki bakat dalam bidang musik seperti drum band, piano/organ dan tarik suara.

Fr. Eman juga dikenal sebagai sosok yang sangat tertib dengan waktu. Setiap kegiatan dan aktivitas yang dilakukannya tidak pernah terlewatkan.

Baca Juga:  Wisuda ke-57 ITEKES Bali, Rektor Sebut Tingkat Kelulusan Uji Kompetensi Nasional Capai 99 Persen

“Iya betul. Memang kalau kita omong tentang disiplin waktu, jangan tanya lagi, Frater Eman orangnya,” ungkap salah satu Alumni SMA Katolik St. Thomas Aquinas Tahun 2016, Nonik Kaka, saat ditemui lintassumba.com, pada Kamis, 25 Januari 2024.

Potret Alumni SMA Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula – Angkatan 2016 saat Melayat di Tempat Fr. M. Emanuel Niron, BHK. Disemayamkan (Johan Sogara/Lintas Sumba)

Dalam kesempatan itu, Nonik juga menyampaikan, bahwa dirinya bersama para alumni lainnya sangat merasakan duka yang begitu mendalam atas kepergian Fr. Eman.

“Kami turut berduka cita atas meninggalnya Frater Eman. Semoga dengan amal baktinya, Frater diterima di sisi Tuhan dan menjadi pendoa untuk kita semua,” ucapnya.

Fr. Eman juga disebut sebagai sosok yang penyayang, rendah hati dan suka bercanda. Kecintaannya terhadap Pulau Sumba pun sangatlah besar.

Baca Juga:  Gedung Dinas Kesehatan NTT Dilalap Api, Situasi Kota Kupang Mencekam

“Oh kalau bilang penyayang, beliau memang penyayang. Perhatian sekali dengan peserta didiknya, siapa saja. Kadang frater juga suka baganggu, apalagi kalau sudah terlambat, nah itu kena sudah,” kata Nonik.

“Frater dulu sering bilang, nanti kalau saya (Fr. Eman) meninggal saya mau dikubur di sumba. Tidak mau di tempat lain. Ini salah satu bukti kalau Frater sangat mencintai Pulau Sumba,” ujar Nonik lagi.

Saat ini, Sang Maestro Drum Band sekolah yang dijuluki Smathom itu sedang disemayamkan di Biara Frateran BHK, Jalan Bulgur, Kelurahan Langga Lero.

Ikuti berita terupdate dari Lintas Sumba di Google News dengan KLIK DI SINI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stop Copas!