LINTAS SUMBA – Situasi politik di Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin memanas menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT 2024.
Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar memicu berbagai spekulasi tentang dampaknya terhadap pencalonan pasangan Orias Petrus Moedak dan Sebastian Salang, yang dikenal sebagai Paket OASE.
Pengunduran diri Airlangga membuka peluang baru bagi Paket OASE, yang kini mendapat dukungan lebih kuat dari internal partai.
Hal ini mengancam posisi Emanuel Melkiades Laka Lena, Ketua DPD I Golkar NTT, yang sebelumnya dianggap sebagai calon kuat dalam pencalonan Pilgub NTT.
“Ada informasi positif. Hari ini Paket OASE bertemu dengan petinggi partai Golkar, pasca Airlangga mundur tadi malam,” ungkap sebuah sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, pada Senin, 12 Agustus 2024.
Sebelumnya, Sebastian Salang, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Golkar, menuding Melki Laka Lena melanggar aturan internal partai dengan mengubah keputusan Rakorpim secara sepihak.
Menurut Salang, seharusnya partai membuka pendaftaran bagi semua bakal calon gubernur dan wakil gubernur, namun Melki Laka Lena dituding menjadikan Golkar sebagai partai yang tertutup.
Namun, tudingan ini dibantah oleh Frans Sarong, Ketua Bapilu DPD Golkar NTT.
“Saya pikir ini hanya soal urusan pendaftaran. Tidak ada aturan yang dikangkangi,” ujar Sarong.