LINTAS SUMBA – Kekerasan terhadap perempuan difabel di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) masih menjadi masalah serius.

Tak hanya berupa kekerasan fisik dan verbal, mereka juga kerap mengalami pelecehan seksual, pemasungan, bahkan penculikan (bawa lari perempuan), yang ironisnya masih dianggap wajar oleh sebagian masyarakat.

Menyoroti kondisi ini, Yayasan Harapan Sumba (YHS) melalui Program DIGNITY, dengan dukungan Program INKLUSI Bappenas, menggelar talkshow bertema “Stop Kekerasan pada Perempuan Difabel”.

Kegiatan ini berlangsung di Fortuna Convention Hall, Desa Radamata, Kecamatan Kota Tambolaka, pada Rabu, 19 Maret 2025.

Berdasarkan riset Universitas Kristen Duta Wacana, 44,2% perempuan difabel di SBD mengalami kekerasan fisik dan verbal, sementara 17,4% di antaranya menghadapi kekerasan seksual.

Beberapa kasus menunjukkan pola kekerasan yang mengerikan, termasuk pemasungan dan pelecehan seksual terhadap perempuan difabel psikososial.

Sayangnya, menurut observasi YHS, kasus-kasus ini masih dianggap tabu untuk dibahas, sehingga banyak yang tidak terungkap.

Hal ini yang mendorong YHS mengajak berbagai pihak termasuk birokrat, aktivis, tokoh agama, masyarakat, dan pers, untuk duduk bersama dalam diskusi ini.

YHS bersama lembaga mitra seperti Rumah Sunja, CIS Timor, dan PMKRI Cabang Tambolaka berkomitmen mengawal isu ini agar tidak lagi diabaikan oleh masyarakat dan pemerintah.