LINTAS SUMBA – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menarik telur dari pasaran karena adanya risiko kontaminasi salmonella, yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Penarikan ini disebabkan oleh kekhawatiran terkait wabah salmonella yang telah membuat 65 orang sakit di sembilan negara bagian, termasuk California, Colorado, Illinois, Iowa, Michigan, dan Minnesota.
Wisconsion dan Illinois menjadi dua negara bagian dengan kasus terbanyak, masing-masing mencatat 42 dan 11 infeksi.
Menurut laporan dari laman Health, pada Kamis pekan lalu, pihak CDC merekomendasikan agar telur yang terkontaminasi segera dibuang.
Selain itu, semua permukaan dan barang yang telah bersentuhan dengan telur tersebut harus dibersihkan dengan air sabun panas atau disanitasi untuk mencegah penyebaran infeksi.
Gejala infeksi salmonella yang perlu diperhatikan meliputi diare yang berlangsung lebih dari tiga hari, demam tinggi, muntah berlebihan, serta tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil dan mulut kering.
Meskipun banyak orang yang terinfeksi salmonella dapat pulih tanpa pengobatan antibiotik dalam beberapa hari, kelompok tertentu, seperti anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, berisiko mengalami gejala yang lebih parah dan mungkin memerlukan perawatan medis.
FDA telah mengategorikan penarikan telur ini sebagai kelas 1, yang merupakan klasifikasi tertinggi untuk penarikan produk, menunjukkan tingkat bahaya yang serius.
CDC juga mencatat bahwa angka infeksi salmonella yang tercatat kemungkinan lebih rendah dari jumlah sebenarnya, dengan estimasi bahwa setiap infeksi yang terkonfirmasi dapat berhubungan dengan sekitar 30 kasus yang tidak dilaporkan.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengenali gejala yang mungkin timbul, serta mengikuti pedoman pembersihan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan.***