LINTAS SUMBA – Bupati Sumba Barat Daya (SBD), Ratu Ngadu Bonu Wulla, menegaskan pentingnya perlindungan ekosistem sabana sebagai ekosistem esensial yang harus dijaga.
Pernyataan itu disampaikan dalam Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIV WALHI, di Hotel Tanto, Waingapu, Sumba Timur, pada Kamis, 18 September 2025.
Menurut Bupati, sabana tidak hanya menyimpan keanekaragaman hayati, tetapi juga berperan sebagai penghasil oksigen dan pengendali iklim global.
Selain fungsi ekologis, sabana disebut menjadi sumber penghidupan masyarakat adat Sumba, lokasi ritual, dan bagian dari identitas budaya.
Ia mengingatkan, pelestarian sabana hanya efektif bila masyarakat dilibatkan, bukan sekadar dijadikan penonton dalam program pemerintah.
“Yang paling penting adalah bagaimana partisipasi masyarakat untuk memberikan dukungan penuh terkait upaya-upaya dalam rangka pelestarian. Karena memang ketika masyarakat tidak dilibatkan, masyarakat hanya menjadi penonton, tentu pemulihan tidak mungkin bisa terwujud. Sehingga bagi saya di Kabupaten Sumba Barat Daya, partisipasi masyarakat ini menjadi sebuah kekuatan,” jelasnya.
Bupati Ratu Wulla menambahkan, perlindungan sabana mesti dilakukan melalui pengelolaan kawasan konservasi, pengaturan pemanfaatan sumber daya alam, serta pengembangan ekowisata berkelanjutan.
Ia juga mendorong pendidikan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya kebakaran hutan dan pentingnya menjaga sabana.
Secara regulasi, kata dia, sabana dapat dilindungi melalui UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi.