LINTAS SUMBA – Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Misnawati Lisu, menyatakan bahwa komoditas seperti lombok, tomat, dan bawang merupakan pemicu inflasi tertinggi, bahkan hingga tingkat nasional.
Menurutnya, jika produksi lombok di daerah ini tidak mencukupi, maka harga akan mengikuti harga dari luar. Sebaliknya, jika lombok ditanam sendiri, harga bisa dikendalikan sesuai kondisi lokal.
“Kalau dari luar, ya kita ikut harga dari sana. Begitu juga sebaliknya, kalau tanam sendiri, harga bisa dikendalikan sendiri,” katanya kepada lintassumba.com baru-baru ini.
Misnawati juga menekankan bahwa ketika terjadi lonjakan harga yang mengakibatkan inflasi, pemerintah memiliki peranan penting dalam menanganinya.
Selain itu, kata dia, berdasarkan rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), kenaikan harga beras perlu diwaspadai dalam tiga bulan ke depan.
“Untuk mengatasi hal ini, nanti akan diadakan rapat dengan Dinas Pertanian guna mengecek lumbung pangan yang ada,” jelasnya.
Selain itu, diharapkan masyarakat juga tidak hanya mengonsumsi nasi dari padi, tetapi juga makanan lokal seperti nasi jagung, ubi, dan kacang-kacangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras.
Saat ini, pemerintah pusat pun berencana mendatangkan stok beras dari luar untuk mengantisipasi kenaikan harga beras nanti.***
Ikuti berita terupdate Lintas Sumba denganĀ KLIK DI SINI.