LINTAS SUMBA – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis seperti Asia Tenggara.
DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD menjadi ancaman, terutama saat musim hujan yang membawa genangan air di mana-mana.
Bupati Sumba Barat Daya (SBD) dr. Kornelius Kodi Mete, saat ditemui lintassumba.com beberapa hari yang lalu, telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Perilaku masyarakat terkait Kebersihan lingkungan dan sekitarnya,” imbuhnya.
Iya menyampaikan, agar tidak membiarkan air tergenang ditempat-tempat tertentu, terutama disaat musim hujan.
“Segeralah tumpah dan bersihkan. Kalau boleh ambilah abate dan tebarkan digenangan-genangan air supaya vektor nyamuk tadi terhambat perkembangbiakannya,” tuturnya.
“Prinsipnya lingkunganku harus bersih,” ujar dr. Kornelius menambahkan.
Biasanya, nyamuk Aedes aegypti mengigit di saat terang mulai jam 08.00 hingga jam 10.00 pagi dan menjelang sore pada jam 15.00 sampai 17.00.
“Anak-anak jangan dibiarkan bermain pada jam-jam tertentu sehingga tidak digigit oleh nyamuk DBD,” tukasnya.
Penyakit ini dapat menimbulkan gejala ringan hingga parah, bahkan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Gejala DBD umumnya muncul dalam waktu 4-10 hari setelah terinfeksi virus. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi:
– Demam tinggi
– Sakit kepala
– Nyeri otot dan sendi
– Ruam pada kulit
– Mual dan muntah
– Perdarahan dari hidung atau gusi
Penanganan DBD meliputi pemantauan gejala, pengobatan simtomatik, dan pemeliharaan cairan tubuh yang cukup. Penting untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala DBD, terutama jika terdapat tanda-tanda perdarahan atau penurunan kesadaran.