LINTAS SUMBA – Sejumlah Karyawan PT Telasi Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) giat aksi mogok kerja.

Status Karyawan, Upah Kerja, pembuatan BPJS Kesehatan dan pemotongan honor yang variatif saat ditransfer via Bank NTT menjadi alasan utama aksi tersebut.

Hal-hal yang dinilai mengganjal itu membuat sejumlah karyawan Pekerja Harian Lepas (PHL) menduga adanya penilapan gaji mereka oleh manajemen PT Telasi SBD.

“Setiap kali gajian sudah dipotong. Gaji kurang kadang Rp.50.000 sampai Rp.70.000. Kami ini butuh penjelasan” ungkap karyawan berinisial M, saat ditemui Lintas Sumba, pada Senin, 15 Januari 2023.

Hal mengganjal lainnya yang membuat para karyawan tersebut menjadi emosional, saat manajer PT Talasi SBD Cellia Natalia, memberikan tanggapan atas aksi mereka.

“Ini manajer lagi, kami minta penjelasan, kami butuh kepastian dan jawaban malah kami dijawab; yang mau kerja kerja, yang tidak mau kerja pulang,” terang karyawan lainnya sambil menirukan cara bicara manajernya.

Status PHL menjadi karyawan Pekerja Tetap juga menjadi tuntutan yang diminta oleh para karyawan PHL

“Kami sudah kerja lama di sini, tapi masih PHL. Ini ada juga yang sudah 4 tahun tapi masih tetap jadi PHL,” ungkap salah satu karyawan berinisial O.

Terkait penyebab pemotongan gaji para karyawan, menurutnya, itu karena adanya BPJS Kesehatan yang dibuat oleh PT Telasi SBD.

“Kami dibuatkan BPJS Kesehatan, otomatis potongannya 5%. Padahal gaji kami itu dibawah UMK,” ujarnya.

Diketahui, pembuatan BPJS kesehatan ini dilakukan PT Talasi tanpa konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak karyawannya.

Akibat hal tersebut, bantuan dari desa seperti bansos dan KIP anak sekolah dinonaktifkan.