LINTAS SUMBA – Beberapa bulan lalu pusat lbu Kota Tambolaka dihebohkan dengan pandangan yang elok. Bagaimana tidak, pusat kota yang awalnya kumuh disulap menjadi taman yang memantik rasa ketertarikan masyarakat umum.
Tampak perawan, tidak ada sampah-sampah yang berserahkan di sekitarnya. Tentunya, kala itu patut diacungkan jembol. Sayangnya, “keperawanan” taman Kota Tambolaka hanya sesat.
Alun-alun Kota Tambolaka telah lama menjadi tempat berkumpul dan bersantai bagi masyarakat Sumba Barat Daya (SBD).
Berada di Lapangan Galatama, Desa Rada Mata, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten SBD, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) membuatnya menjadi pusat perhatian pengunjung.
Namun, belakangan ini, sorotan tertuju pada kondisi yang memprihatinkan di alun-alun tersebut.
“Masyarakat harus sadar diri. Jangan datang habis itu kumpul sampah disini,” ungkap salah satu warga setempat Robertus Ama, saat diwawancarai lintassumba.com pada Jumat, 12 April 2024.
Dikenal sebagai tempat populer untuk nongkrong di sore hari maupun malam hari, kini alun-alun tersebut menjadi tempat yang dipenuhi sampah berserakan dan cat yang terkelupas.
Fenomena ini menandakan kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan pemeliharaan ruang publik yang penting bagi kehidupan sosial masyarakat.
“Sa (saya) dengar dia (alun-alun) punya anggaran ini besar sekali. Tapi kok begini pemeliharaannya. Sampah ada dimana-mana,” ungkap sosok yang akrab disapa om Robert itu.
Pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan alun-alun sebagai ruang publik tidak bisa diremehkan.
Alun-alun adalah tempat bagi masyarakat untuk berkumpul, berinteraksi, serta menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.
Alun-alun juga menjadi identitas Kota Tambolaka sebagai ibu kota Kabupaten SBD.