LINTAS SUMBA – Praktik politik yang dicontohkan oleh Partai NasDem NTT dalam kasus penguduran diri Ratu Ngadu Bonu Wulla dari Caleg DPR RI dapat merusak citra partai tersebut di mata masyarakat. Tidak hanya di NTT, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Tindakan-tindakan seperti membiarkan kandidat yang terlibat dalam kontroversi atau pelanggaran etika politik menduduki posisi penting dalam pemerintahan dapat menggerus kepercayaan publik terhadap partai politik dan sistem politik secara keseluruhan.
Pada akhirnya, hal ini dapat berdampak pada hasil pemilihan di masa depan, baik dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilihan legislatif.
Masyarakat di Pulau Sumba, Timor, Alor, Rote, dan Sabu, serta di seluruh Indonesia, mungkin akan kehilangan kepercayaan pada Partai NasDem dan memilih untuk tidak memberikan dukungan kepada partai tersebut dalam pemilihan-pemilihan mendatang.
Pertanyaan pun muncul terkait dengan kesesuaian antara praktik politik yang diamalkan oleh Partai NasDem dengan slogan mereka yang mengusung “Gerakan Perubahan”.
Jika partai tersebut tidak mampu mempertahankan integritas dan prinsip-prinsip demokrasi dalam tindakan politiknya, maka slogan tersebut hanya akan menjadi retorika kosong tanpa substansi yang sesungguhnya.
Akibatnya, Partai NasDem dan partai politik lainnya harus melakukan introspeksi mendalam terhadap praktik politik mereka dan memastikan bahwa mereka tetap setia pada nilai-nilai demokrasi, integritas, dan keadilan.
Hanya dengan cara ini mereka dapat mendapatkan kembali kepercayaan dan dukungan masyarakat serta menjaga legitimasi mereka sebagai wakil rakyat yang dipilih untuk mewakili kepentingan publik.***