LINTAS SUMBA Pembangunan infrastruktur seharusnya diawali dengan perencanaan matang, mempertimbangkan skala prioritas, serta asas manfaat demi kesejahteraan masyarakat.

Namun, prinsip ini tampaknya tidak diterapkan dalam pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) di Desa Kabali Dana, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pada tahun 2024, pembangunan jalan ini menelan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp300 juta. Ironisnya, hasil pengerjaan tersebut justru menuai kritik dari masyarakat setempat.

Berdasarkan pantauan di lokasi, jalan yang baru selesai dibangun sudah mengalami kerusakan, terkikis oleh air hujan, dan tertutup oleh semak belukar. Kondisi ini membuat jalan tersebut tidak lagi layak digunakan.

“Mau jadi apa ini daerah kalau kerja tidak jelas begini, padahal pemerintah kasih anggaran besar. Mereka tidak sadarkah kalau ini untuk kepentingan orang banyak?” ungkap sumber terpercaya kepada lintassumba.com, pada Minggu, 26 Januari 2024.

Sementara itu, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dinas Pertanian Sumba Barat Daya, Haris Matutina, mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melakukan monitoring ke lokasi.

Monitoring ini, kata dia, direncanakan melibatkan Inspektorat Sumba Barat Daya untuk memastikan kondisi dan kelayakan jalan tersebut.

“Karena Senin sampai Rabu libur, paling hari Kamis atau Jumat baru kami bisa turun mungkin sama-sama dengan Inspektorat,” katanya.

Menanggapi keluhan masyarakat terkait janji pembangunan deker dan tembok penahan, Haris menjelaskan bahwa dalam Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP), kedua fasilitas tersebut memang tidak tercantum.