LINTAS SUMBA – Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.(Lukas 8:16-18).
Belajar Tentang Panggilan Menjadi Terang
Perumpaan tentang pelita mempunyai makna dan pesan sangat jelas untuk kita. Pelita menyala dan ditempatkan pada posisinya yang pas maka memberi terang bagi sekitarnya. Siapa pelita itu? Pelitu itu adalah kita.
Kita pelita yang menyala terang dan ditempatkan di suatu tempat di rumah kita, maka akan memberikan terang bagi orang-orang sekitarnya. Kita terang, maka berjalan dalam terang dan sekaligus menuntun orang di sekitar kita pada terang kehidupan. Kata-kata dan tindakan kita adalah terang bagi sesama kita.
Stigmata Padre Pio Menjadi Terang Kemuliaan Allah
Padre Pio seorang imam kapusin mendapatkan stigmata khusus dari Tuhan.
Stigmata adalah tanda-tanda luka dari Yesus pada tubuh Padre Pio. Seperti luka Yesus. Luka itu berada di punggung, kepala, kedua tangan dan kedua kaki. Gereja tetap kritis terhadap stigmata. Stigmata berhubungan erat dengan iman seseorang dan terkait dengan Tuhan.
Stigmata Padre Pio benar-benar diakui berasal dari Tuhan Yesus. Dari luka itulah terpancar terang kemuliaan Allah pada dunia, bahwa Yesus yang terluka dan mati di kayu salib adalah benar-benar terjadi demi keselamatan kita.
Terima kasih Padre Pio. Doakanlah kami agar semakin beriman akan penebusan Kristus dalam luka-lukaNya. Kita bersama Tuhan berjuang hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Kita menjadi pembawa damai bagi sesama. Berkat Tuhan melimpah untuk Indonesia tercinta.
Article By: Rm. ASH., Pr. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – Yogyakarta.