LINTAS SUMBA – Saat ingin membeli dan mengendarai mobil listrik, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, seperti waktu dan rute perjalanan.
Demikian kata Irwin Tristanto, General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
“Andaikata traveling, ke SPBU ngisi cuma dua menit tiga menit, selesai,” katanya di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 22 Januari 2024.
“Kalau BEV kan harus charging artinya ada yang harus di-sarcrifice waktunya customer. Nah memang behavior itu yang memang perlu disesuaikan,” kata Irwin menambahkan.
Dirinya menyarankan agar pengguna mobil listrik perlu mengatur perjalanan mereka dengan cermat.
“Harus sudah lebih ter-planning mau ke mana. Dia bisa mengestimasi km tersisa berapa kan ada informasinya,” tuturnya.
Ini menurut Irwin, termasuk memperhitungkan kapasitas baterai mobil dengan jarak yang akan mereka tempuh.
“Misalnya akan menempuh 100-200 km, baterai cukup enggak, artinya perlu di-charge. Amannya sampai rumah di-charge, itu pun kalau cukup. di rumah ada charging,” bebernya.
Dalam hal mengisi daya untuk kendaraan listrik di tempat tinggal, minimal diperlukan kapasitas daya sebesar 3000 VA.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam juga mengemukakan pandangan mengenai betapa pentingnya perilaku berkendara dalam konteks mobil listrik.
“Khusus untuk mobil listrik ini behavior harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik,” ungkapnya.
Bob juga menerangkan, terkait kepentingan dalam mengadopsi perilaku berkendara yang aman.