LINTAS SUMBA – Pencegahan stunting sejak masa awal kehidupan anak sangatlah penting. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan otaknya.
Anak yang mengalami stunting berpotensi memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh normal.
Demikian kata dr. Watik, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini diungkapkannya dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Wee Kaburru, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), pada Senin, 05 Agustus 2024.
“Stunting harus dicegah sejak dini, karena dampaknya bukan hanya pada tinggi badan anak, tetapi juga pertumbuhan otaknya yang berimbas pada kecerdasannya,” ungkap dr. Watik.
Untuk mencegah stunting, dirinya menyoroti pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama dua tahun pertama kehidupan anak.
ASI eksklusif, tanpa makanan pendamping lainnya, kata dia, sangat penting dalam seribu hari pertama kehidupan, yang merupakan periode krusial bagi pembentukan otak, fisik, dan mental anak.
“Anak usia dua tahun atau Baduta harus sepenuhnya diberikan ASI eksklusif. Dalam seribu hari pertama kehidupan, terjadi pembentukan fisik, mental, dan kecerdasan pada anak. Setelah usia dua tahun, barulah diperkenalkan Makanan Pendamping ASI (MP ASI),” katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Ratu Wulla Talu, juga turut memberikan dukungan penuh terhadap kampanye ini.