LINTAS SUMBA – Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali dilanda wabah penyakit yang mengancam peternakan babi.
Wabah ini menjadi sorotan karena dampaknya yang merugikan bagi ekonomi lokal dan kehidupan masyarakat setempat.
Penyakit yang kembali muncul ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan peternak babi, karena telah mengakibatkan kematian massal pada ternak babi dan menimbulkan kerugian finansial yang signifikan.
“Banyak sekali yang mati (ternak babi). Stres benar,” ungkap Abilio Tena, salah satu warga Sumba Barat, saat ditemui lintassumba.com pada Selasa, 02 April 2024.
Selain itu, penyakit ini juga berpotensi menyebar lebih luas dan mempengaruhi rantai pasokan pangan di daerah tersebut.
Salah satu dampak utama dari wabah ini adalah kerugian besar bagi peternak babi yang menggantungkan hidupnya pada usaha ternak ini.
Banyak peternak yang merasa putus asa karena investasi mereka dalam beternak babi hancur akibat penyakit yang melanda.
“Ada yang mati semua (Ternak). Yang lebih parah, babi yang sudah besar bahkan bertaring mati gara-gara ini penyakit,” jelas Abilio Tena.
Kejadian ini juga berdampak pada kesejahteraan ekonomi keluarga, karena babi merupakan salah satu aset utama yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tak hanya itu, wabah ini juga memberikan dampak yang luas bagi ekonomi lokal Sumba Barat.
Wabah penyakit yang kembali melanda ternak babi di Sumba Barat mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi antarinstansi dalam menghadapi ancaman kesehatan hewan.
Lebih dari itu, hal ini juga menyoroti urgensi untuk diversifikasi ekonomi lokal sehingga masyarakat tidak terlalu rentan terhadap kerugian akibat wabah penyakit yang dapat muncul kapan saja.
Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, petani, peternak dan masyarakat lokal, diharapkan dapat ditemukan solusi yang efektif untuk mengatasi wabah ini dan memulihkan kehidupan ekonomi di Sumba Barat.***
Ikuti berita terupdate Lintas Sumba dengan KLIK DI SINI.