LINTAS SUMBA – Saat ini jelas sekali telihat bahwa perkembangan motor listrik di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lebih lambat dari pada mobil listrik.
Hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Selasa, 20 Februari 2023.
Moeldoko menyatakan, bahwa industri motor listrik sedang dihadapkan pada beberapa tantangan yang membuatnya tidak dapat memenuhi harapan dan kebutuhan utama konsumen terhadap sepeda motor.
“Sepeda motor yang ada sekarang itu belum menjawab isu bagi konsumen tentang sebuah sepeda motor, khususnya soal baterai,” terangnya.
Saat ini, produsen kendaraan listrik roda dua ini masih menghadapi tantangan dalam mengatasi permasalahan teknologi baterai yang menjadi komponen utama.
Selain masih memiliki harga yang tinggi, baterai motor listrik yang saat ini tersedia di pasaran hanya memiliki kapasitas yang cukup untuk menempuh jarak sekitar 50 hingga 60 kilometer (km).
Menurut Moeldoko, inilah alasan mengapa banyak konsumen yang tidak jadi membeli kendaraan ramah lingkungan.
Hingga saat ini, persoalan teknologi baterai yang adalah komponen utama dalam motor listrik masih menjadi tantangan sendiri bagi produsennya.
“Sehingga kalau orang di Tangerang mau ke Jakarta (jarak tempuh motor) 60 km masih akan pikir-pikir, nanti isi dayanya dimana? Isu yang kedua baterai itu masih mahal,” ujarnya.
Masalah lain yang menyebabkan penurunan permintaan pasar motor listrik adalah lamanya waktu pengisian dayanya, dengan rata-rata lebih dari dua jam, bahkan ada yang memakan waktu lebih dari empat jam.
Dalam perbandingan, saat ini baterai mobil listrik telah berhasil mengurangi banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya.
Sejumlah orang juga mengklaim bahwa pengisian baterai mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam, dengan mengisi daya sekitar 20 atau 30 persen sampai penuh.