LINTAS SUMBA – Peluang menang Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto, dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024 bukanlah hal yang mustahil.
Hal ini didasari dengan modal sosial, politik, dan basis dukungan, yang membuat perspektif elektoral menjadi berbeda.
Demikian disampaikan Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, kepada awak media, pada Jumat, 13 September 2024.
“Dilihat dari tiga pasangan calon yang ada, tentu mereka memiliki peluang yang sama. Namun, jika dianalisis berdasarkan modal sosial, politik, dan basis dukungan, tentu akan berbeda dalam perspektif elektoral,” ungkap Ahmad Atang.
Menurutnya, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang satu ini memiliki modal politik yang cukup besar karena didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, partai pemenang pemilu di NTT.
“Itu artinya, pasangan Ansy-Jane punya modal politik karena PDIP memiliki massa loyal. Sekarang tinggal bagaimana strategi marketing mereka untuk mengkapitalisasi basis sosial menjadi basis politik elektoral,” tuturnya.
Di Pilgub NTT, Selain modal politik, pasangan pemilik tagline “Manyala Kaka” ini juga dinilai memiliki modal sosial yang kuat, terutama ditandai dengan perolehan suara pemilu yang signifikan.
“Terlebih Ansy yang memiliki kiprah positif selama lima tahun sebagai anggota DPR RI. Keberpihakan Ansy Lema terhadap masalah sosial di NTT yang diartikulasikan di DPR sangat terasa,” lanjut Ahmad Atang.
Sementara itu, Jane Natalia Suryanto, kata dia, juga dinilai memiliki modal politik dan basis massa, yang terlihat dari hasil pemilu sebelumnya.